Patung Lilin - Bagian 4
oleh. Raddy Ibnu Jihad
Aku masih tak percaya dengan apa yang
kulihat. Orang yang membawa kapak itu adalah Evan. Dia berlari ke arah hutan
lurus dari arah pecahnya jendela kayu. Kuikuti sambil tetap bersembunyi.
Terlihat dia memakai jaket berwarna hijau tebal. Itu jaket milik Evan. Apakah
benar Evan akan mencederai teman-temannya sendiri?
Terdengar seperti kotak kayu besar
terjatuh ke lantai atau sengaja dijatuhkan. Kalau tidak salah arah suara
berasal dari kamar seberang ruangan patung lilin.
“Hah! Kamar tempatku istirahat bersama
Evan!” seruku seketika. Aku lupa kalau sedang bersembunyi. Bergegas menuju
kamar tempat istirahat. Sesampainya di depan kamar kurang lebih sepuluh meter,
aku baru ingat kalau tadi baru saja mengejar seseorang berwajah Evan dan
mengenakan jaketnya. Berarti kalau orang yang berlari menuju hutan adalah Evan
di kamar ini kosong tak ada orang. Namun, jika Evan ada di dalam berarti orang
yang membawa kapak bukan dirinya.
Kubuka pelan-pelan pintu kamar istirahat
kami dengan mendorong gagang pintunya pelan-pelan sampai terbuka sempurna. Hah!
Kosong? Berarti benar orang yang lari ke hutan tadi adalah Evan. Lalu untuk apa
Evan mencelakakan kita semua?
Kuhembuskan nafas. Berjalan menunduk
menuju tempat tidur. Tiba-tiba ada yang membekap mulutku dengan kencang. Aduh!
Siapa ini?
“Diam! Jangan bergerak! Atau nyawamu akan
melayang!” seru orang yang membekap mulutku. Suaranya seperti tertahan
menggunakan penutup mulut.
“Mph... mph...,” suara yang muncul dari
mulutku yang terbekap. Kedua tanganku ditekuk ke belakang. Kemudian dengan
sigap diikat dengan tali entah dari mana. Setelah itu mulutku disumpal dengan
kain dan didikatkan ke belakang. Siapa orang dalam kegelapan kamar ini?
“Pokoknya kamu diam dulu di kamar ini.
Atau akan terjadi sesuatu yang buruk nantinya!” ancam orang tersebut di depan
wajahku.
Orang tersebut sepertinya juga sedang
bersembunyi dan mengintai sesuatu. Dia mengenakan topi bisbol, penutup mulut
dan kacamata hitam serta membawa pemukul kasti dari kayu. Kulihat dengan
seksama postur tubuhnya dan gerak-geriknya sepertinya tidak asing. Tapi siapa? Sampai
baru kusadari satu benda yang melekat di pergelangan tangan sebelah kirinya.
Jam berwarna perak yang lumayan mahal. Siapa lagi kalau bukan Evan? Tapi kalau
orang yang di dalam kamar ini adalah Evan, berarti orang yang membawa kapak
tadi siapa? Sedangkan jaket yang dikenakan jelas milik Evan.
#penulis #inspiratif #kreatif #IndonesiaBerkarya
Komentar
Posting Komentar