Bagaimana Tahun Barumu sobat?

Oleh. Raddy Ibnu Jihad

“Duooor.... duooor”
Percikan kembang api menghiasi langit malam yang gelap



Tahun 2016 sejenak lagi akan berakhir. Tinggal menunggu waktu yang menjawab. Segala pernak pernik atribut mulai diperdagangkan di setiap sudut kota. Bahkan bermunculan para pedagang musiman yang muncul sesuai dengan event yang akan terlaksana. Mulai dari anak kecil sampai dewasa telah bersiap dengan perlengkapannya masing-masing.

Satu hal lagi yang terlepas dari momentum ini adalah kesempatan emas bagi para pedagang besar untuk meraih keuntungan semakin besar. Diadakannya event-event menyambut tahun baru. Mulai dari paket camping, night party, festival, konser, diskon, sampai berbagai produk baru yang berdasarkan tema terkait.

Kembang api mulai menjamur disana-sini. Pedagang terompet menyeruak di setiap jengkal kaki melangkah. Panggung-panggung konser mulai didesain semeriah mungkin. Doorprise cantik, menawan yang memikat telah jauh disiapkan. Pastinya gemerlap malam pergantian tahun akan menjadi momentum yang tak terlewatkan.

Apakah ada yang salah dengan segala kehebohan tersebut sobat?

Apakah saat ini kita jauh lebih disibukkan dengan segala pernak-pernik yang makin menjauhkan kita kepada Rabb semesta alam?

Bagaimana bila terjangan tsunami seperti tahun 2004 itu dihadirkan kembali oleh Sang Pemilik Alam?

Letusan gunung-gunung berapi di belahan Indonesia yang mencekam jiwa dan raga?

Gempa tektonik yang mengguncang Yogyakarta dan sekitarnya?

Banjir bandang yang mengguyur ibukota negara seperti lautan di tengah kota?

Berikut bencana yang terjadi dengan transportasi darat, air, maupun udara?

Memang kita tak pernah tahu kapan dan seperti apa malaikat Izroil akan menjemput. Semua merupakan rahasia. Namun semua itu sekaligus sebagai pengingat kepada kita, bahwa ada tangan superior yang mampu membuat segalanya menjadi nyata. Dialah Rabb semesta alam.

وَلَنَبْلُوَنَّكُمْ بِشَيْءٍ مِنَ الْخَوْفِ وَالْجُوعِ وَنَقْصٍ مِّنَ اْلأَمْوَالِ وَاْلأَنفُسِ وَالثَّمَرَاتِ وَبَشِّرِ الصَّابِرِينَ

“Dan Kami pasti akan menguji kamu dengan sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa dan buah-buahan. Dan sampaikanlah kabar gembira kepada orang-orang yang sabar.” (QS. Al Baqarah : 155)

أَمْ حَسِبْتُمْ أَن تَدْخُلُوا الْجَنَّةَ وَلَمَّا يَأْتِكُم مَّثَلُ الَّذِينَ خَلَوْا مِن قَبْلِكُم مَّسَّتْهُمُ الْبَأْسَاءُ وَالضَّرَّاءُ وَزُلْزِلُوا حَتَّى يَقُولَ الرَّسُولُ وَالَّذِينَ ءَامَنُوا مَعَهُ مَتَى نَصْرُ اللهِ أَلآَ إِنَّ نَصْرَ اللهِ قَرِيبُُ

“Ataukah kamu mengira bahwa kamu akan masuk surga, padahal belum datang kepadamu (cobaan) seperti (yang dialami) orang-orang terdahulu sebelum kamu. Mereka ditimpa kemelaratan, penderitaan, dan diguncang (dengan berbagai cobaan), sehingga rasul dan orang-orang yang beriman bersamanya berkata, “Kapankah datang pertolongan Allah?” Ingatlah, sesungguhnya pertolongan Allah itu dekat.” (QS. Al Baqarah : 214)

Tentu saja Allah menghadirkan berbagai macam hal baik itu dari alam maupun dari peristiwa di kehidupan ini, agar kita merenungi dan memahami bahwa Dia itu maha kuasa. Tentu saja adanya kita adalah untuk totalitas beribadah kepada-Nya. Namun, masih saja kita terlalu disibukkan dengan hal-hal yang melenakan-Nya.

Momentum tahun baru selalu terjadi tiap tahunnya. Berbagai acara semarak diselenggarakan untuk menyambutnya. Bagaimana dengan kita? Ikut hanyut dalam hingar bingar dan hiruk pikuk yang menjauhkan kita dengan Rabb semesta alam? Ataukah kita bermuhasabah diri dengan segala keikhlasan amal yang telah kita lakukan?

Seberapa dekatkah interaksi kita kepada Al qur’an? Sudah menambahkah hafalan al qur’an kita? Atauksh masih stagnan tak bergeming di juz 30 saja? Bahkan hanya berkisar antara adh dhuha sampai an naas saja?

Sudah meningkatkah frekuensi sholat kita? Hanya sholat wajib saja yang sering terlambat atau bisa berjama’ah di masjid? Ataukah sudah meningkat dengan dhuha dan tahajjud penuh semangat?

Bagaimana pula dengan sedekah kita? Masih memilih kualitas terendah ataukah sudah meningkat? Masih beratkah untuk berinfaq untuk membantu saudara semuslim yang membutuhkan uluran tangan di belahan bumi lainnya?

Jadikanlah momentum tahun baru bukan untuk ajang berhura-hura, melainkan instropeksi diri. Tahun semakin bertambah, akan tetapi jatah umur kita di dunia makin berkurang. Tentu saja persiapan bekal terbaik untuk kehidupan sesungguhnya harus lebih keras lagi. Kita tak pernah tahu di belahan bumi mana akan menjadi tempat terakhir berpijak. Kita tak peranah tahu aktivitas apa yang dilakukan di hembusan nafas terakhir. Kita tak pernah tahu. Tak pernah tahu.

Aku bersaksi bahwa tiada Tuhan selain Allah. Dan aku bersaksi bahwa Nabi Muhammad adalah utusan Allah.

# keep spirit for success

# penulis inspiratif kreatif


~ Raddy Ibnu Jihad

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Terus Belajar

Open Pre Order Buku Antologi Ketiga

MENERJEMAHKAN BAHASA AKAL DAN HATI