Alarm Bernama Kematian
Oleh. Raddy Ibnu Jihad
كُلُّ نَفْسٍ ذَآئِقَةُ الْمَوْتِ ثُمَّ
إِلَيْنَا تُرْجَعُونَ
“Setiap yang bernyawa akan merasakan mati. Kemudian hanya
kepada Kami kamu dikembalikan”
(QS. Al Ankabuut (29) : 57)
Sebuah
kepastian yang tak dapat ditolak adalah kematian. Siapapun dia, dari kalangan
yang bagaimanapun, dari profesi yang seperti apapun. Kematian bukan memilih
usia, karena muda ataupun tua bukan jaminan lebih dulu. Dunia bukanlah tempat
hidup semestinya. Sesungguhnya kampung akhirat adalah tempat kembali.
Berbicara
masalah kematian sering membuat orang bergidik ngeri tak mau membahasnya.
Padahal ini merupakan hal pasti yang akan kita alami. Tak ada ilmu apapun yang
dapat menolak kematian. Memajukannya ataupun memundurkannya. Sejengkalpun kita
tak bisa mengubahnya apalagi menhindarinya. Jelas itu merupakan hal mustahil.
لِكُلِّ
أُمَّةٍ أَجَلٌ إِذَا جَآءَ أَجَلُهُمْ فَلاَيَسْتَئْخِرُونَ سَاعَةً
وَلاَيَسْتَقْدِمُونَ.....
“..... Bagi
setiap ummat mempunyai ajal (batas waktu). Apabila ajalnya tiba, mereka tidak
dapat meminta penundaan atau percepatan sesaat pun.”
(QS. Yunus
(10) : 49)
Allah
telah menggariskan waktu hidup bagi hamba-Nya. Oleh karena itu kita diminta
untuk selalu bersiap siaga menghadapinya. Ingat...! Kematian bukan untuk ditakuti,
namun juga jangan mencari mati. Ketika telah saatnya, maka menghadapinya dengan
bekal yang telah pantas.
Sesungguhnya
setiap kematian yang ditunjukkan disekitar kita. Baik itu kerabat, teman, atau
tetangga merupakan alarm yang menggingatkan bahwa suatu saat kitalah yang
berada di posisi tersebut. Kematian menjadi sebuah alat ukur pengingat kualitas
keimanan kita. Bukan takut solusinya, melainkan upaya terus mendekat kepada
Sang Khaliq agar ketaqwaan terus meningkat.
Kematian
menjadi salah satu pengingat kepada kita bahwa manusia itu tidak abadi. Suatu saat
nanti pasti akan mengalaminya. Dalam kondisi dan situasi yang seperti apapun,
kita harus ingat bahwa kematian itu selalu dekat. Tanpa meminta ijin terlebih
dulu. Jika saatnya tiba, maka akan menemui kita.
أَيْنَمَا تَكُونُوا يُدْرِككُّمُ الْمَوْتُ
وَلَوْ كُنتُمْ فِي بُرُوجٍ مُشَيَّدَةٍ وَإِن تُصِبْهُمْ حَسَنَةُُ يَقُولُوا
هَذِهِ مِن عِندِ اللهِ وَإِن تُصِبْهُمْ سَيِّئَةُُ يَقُولُوا هَذِهِ مِنْ
عِندِكَ قُلْ كُلُُّ مِّنْ عِندِ اللهِ فَمَالِ هَؤُلآَءِ الْقَوْمِ لاَيَكَادُونَ
يَفْقَهُونَ حَدِيثًا
“Dimanapun kamu berada, kematian akan
mendapatkan kamu, kendatipun kamu berada di dalam benteng yang tingi dan kokoh.
Jika mereka memperoleh kebaikan, mereka mengatakan, “Ini dari sisi Allah”, dan
jika mereka ditimpa suatu keburukan mereka mengatakan, “Ini dari engkau
(Muhammad)”. Katakanlah, “Semuanya (datang) dari sisi Allah”, Maka mengapa
orang-orang itu (orang-orang munafik) hampir-hampir tidak memahami pembicaraan (sedikit
pun)?”
(QS. An Nisaa’ (4) : 78)
Berada
dalam bangunan sekokoh dan sekuat apapun tidak menjamin akan menghindarkan dari
takdir kematian. Berada di wilayah manapun di alam ini tak menghindarkan pula
dari kematian. Menyelematkan diri menggunakan kendaraan sehebat apapun juga tak
menghindarkan diri dari hadirnya kematian.
Sekali
lagi sobatku yang dirahmati Allah. Kematian bukan untuk ditakuti, namun juga
bukan untuk dicari. Kita hanya diminta untuk menjadikan setiap peristiwa
kematian yang terjadi sebagai pengingat bagi insan yang masih hidup. Tentu saja
jangan sampai hidup ini sia-sia, tak berguna, tak produktif, dan tentu saja tak
berkah. Selama Al quran dan sunnah rasulullah masih menjadi pedoman langkah, in
sya Allah kita masih berada dalam koridor kebaikan. Selalu mohonlah kekuatan
keteguhan iman dan islam agar tak tergoyahkan, saat badai ujian datang
menghadang.
Sebuah
alarm yang sangat tajam untuk mengingatkan bahwa hidup di dunia itu hanya
sementara. Jangan sampai kehidupan yang penuh gemerlap ini akan melenakan dan
memperdayakan, sehingga terlelap dalam tipuan yang sementara. Kampung dunia
hanyalah persinggahan untuk mengumpulkan bekal terbaik. Bekal yang akan kita
bawa kembali kepada kampung sebenarnya yakni akhirat. Menghadap Rabb semesta
alam yang telah menciptakan kita. Allahu Akbar.
#
keep spirit for success
#
salam penulis inspiratif kreatif
# Raddy Ibnu Jihad
Komentar
Posting Komentar