Anugrah Cinta
Oleh: Raddy Ibnu
Jihad*
“Katakanlah
(Muhammad), “Jika kamu mencintai Allah, ikutilah aku, niscaya Allah mencintaimu
dan mengampuni dosa-dosamu.” Allah Maha Pengampun, Maha Penyayang.
Katakanlah
(Muhammad), “Taatilah Allah dan Rasul.
Jika kamu
berpaling, ketahuilah bahwa Allah tidak menyukai orang-orang kafir.”
(QS.
Ali-imran ayat 31-32)
Siapa
makhluk yang yang tak pernah mau jika disayang atau menyayangi? Sesungguhnya
rasa sayang, saling mengasihi, ataupun mencintai dan dicintai merupakan fitrah
yang tertanam dalam jiwa setiap makhluk hidup. Namun, sudah benarkah fitrah
suci tersebut dinisbatkan pada letak yang benar? Itu yang harus selalu kita
ingat dan sadari.
Apa
yang membuat seekor anak kucing begitu nyaman berada di samping induknya? Tak
lain karena perlindungan sang ibu. Apa yang membuat induk ayam menjadi sangat
galak saat sedang mengajak anak-anaknya makan, kemudian kita mendekati anaknya?
Ya, tak lain karena rasa sayang sang induk terhadap anaknya. Apa yang membuat
ibu kita sulit tidur atau bahkan sering gelisah saat kita sedang jauh dari
rumah? Jelas, tak lain pula rasa cinta beliau kepada kita. Lalu, masihkah kita
belum menyadari itu semua? Ada banyak cinta dan kasih saying di dunia ini.
Berbicara
masalah definisi cinta, tak ada kalimat yang paling tepat untuk menjelaskannya,
kecuali wujud implementasi cinta itu sendiri. Benar sekali. Cinta itu sebuah
perwujudan yang nyata dalam perbuatan, sedangkan teori hanya akan
mengaburkannya. Bagaimana tidak seorang rasul yang mulia saat menjelang
pertemuannya dengan sang Khaliq justru ummatnya yang disebut. Kenapa?
Itulah bukti cinta Rasulullah terhadap kita semua sebagai ummatnya. Akan tetapi
sudahkah kita berbalik membalasnya? Jika benar kita “memahami” cinta sang
rasul, maka jiwa kita akan tersentak rindu, air mata akan melebur membasahi,
tubuh akan berguncang dahsyat.
Cinta
suci itu begitu indah dan luar biasa. Tak pernah menuntut sebuah penganiayaan,
kedzaliman, bahkan pengorbanan bersyarat tak bersyariat. Cinta suci itu begitu
menyejukkan, melembutkan, meneduhkan, menentramkan, melindungi, menyelimuti,
dan yang pasti membahagiakan.
Dalam
al-qur’an surat ali-Imran ayat 31 dan 32 tersebut, Allah dengan jelas
menjanjikan bahwa allah akan begitu menyayangi dan mencintai kita bila kita
bisa “benar-benar”taat pada-Nya. Dialah dzat yang tak akan pernah ingkar janji.
Mulai kapan kita siap untuk memahami anugrah cinta yang telah Allah berikan?
*Penulis
merupakan Pengampu pendidikan Jurnalistik SDIT Harapan Bunda Semarang dan
Sekretaris FLP Kota Semarang periode 2011-2013
Motivator Remaja di Cahaya Pena-Best Mover Generation (CP-BMG)
Komentar
Posting Komentar