Aku Manusia Biasa

Oleh. Raddy Ibnu Jihad*

doc. salamdakwah.com


Tak ada perfect human alias manusia sempurna tanpa salah sedikit pun. Itulah mengapa manusia dicipta demikian, agar ia selalu berada dalam naungan ilahiyah. Agar kita selalu bisa bersyukur dalam berbagai kondisi. Agar kita bisa memahami segala aspek hanya karena Allah telah memberi langkah dan pilihan. Keputusan ada di tangan kita.

Langkah kita adalah wujud dari keyakinan yang kita pilih. Allah selalu memberikan konsekuensi dari setiap keputusan yang ditentukan. Tentu saja kebenaran hanya milik-Nya. Dengan demikian ikutilah jalan-Nya maka engkau akan sampai pada tujuan sebenarnya. Apabila sedikit saja jalan kita berkelok, karena godaan maupun rintangan yang akhirnya membuat kelam dan tersesat. Sungguh Allah tetap membuka lebar kasih sayang-Nya. Tinggal bagaimana kita mau mengambilnya atau tidak. Seperti sebuah pepatah walapun nasi telah menjadi bubur. Sesuatu yang telah terjadi tidak bisa dikembalikan lagi ke asalnya. Maka, langkah yang seharusnya diambil adalah memaknai hikmah dibalik peristiwa tersebut. Bukan menyalahkan kejadian. Bukan menyalahkan orang lain. Bukan pula menyalahkan Tuhan. Melainkan instropeksi diri. Sesungguhnya Allah sayang pada kita, agar kita berhenti dengan jalan kelam berkelok yang telah kita lewati. Mari kembali menuju jalan-Nya yang terang. Biarpun keadaan dan kondisi yang sudah berbeda, namun Allah tetap akan menerima dengan segenap cinta-Nya.

Sahabatku, dimana pun berada….

Hidup ini adalah pilihan. Setiap pilihan memiliki resiko dan konsekuensinya masing-masing. Bukan karena Allah tak adil pada hamba-Nya, melainkan kita yang mungkin tak peka mendengar seruan-Nya. Cukup bila letihnya langkah kita terseok tak terarah. Stop dan segera kembalilah pada-Nya. Allah sangat sayang. Maha Pengasih lagi Maha penyayang. Menunggu sujud dan doa kita. Menanti derai air mata kita untuk kembali mengadu pada-Nya. Menanti suara hati kita untuk berharap ampunan dan uluran ridho-Nya.  Dia selalu ada di hati kita. Hanya kita yang terlalu sombong dan mengabaikan. Dia selalu mengawasi kita. Hanya kita yang terlalu cuek untuk mengindahkan. Biarpun sering kita lupakan, namun anugrah-Nya selalu tercurah untuk kita. Maka, kapan lagi segera berbalik dan berlari untuk kembali menghadap-Nya dengan penuh ketulusan.

Sahabatku, dimana pun berada….

Ada sebuah nasehat dari seorang alim. “Sekalipun jalan kita belum lurus sempurna. Sekalipun terkadang masih ada maksiat yang dilakukan. Namun, jangan pernah engkau tinggalkan satu hal. Jangan pernah tinggalkan sholatmu.”

Kalimat sederhana itu begitu menyergap hati. Benar adanya. Mungkin sekali atau dua kali kita masih berlanjut dalam gelimang dosa, akan tetapi pada akhirnya jiwa ini akan luluh dengan sejuknya wudhu yang membasahi. Kesombongan ini akan luluh dengan tegaknya sujud yang menghujam bumi. Di atasnya langit masih ada langit. Selalu ada cinta yang tulus selama Allah menjadi tujuan dalam hidup.

Sahabatku, dimana pun berada….

Jangan pernah ragu untuk mengangkat tanganmu seraya berdoa dan memohon ampun pada-Nya. Allah akan mengangkat masalah kita. Allah akan memberi apa yang kita butuhkan bukan yang kita inginkan. Karena, sesungguhnya Allah menanti doa kita. Menanti permohonan kita.

 Untukmu sahabatku, dimana pun berada….

*Penulis merupakan pegiat Forum Lingkar Pena Jawa Tengah
Pimred Majalah ANANDA YBI Semarang
Pengasuh Klub menulis PCB (Penulis Cilik Berkarya)
Guru Ekskul TIK dan Jurnalistik

#penulisinspiratifkreatif
#raddyibnujihad
#mengubahmimpimenjadiaksi nyata

#keepspiritforsuccess 

Komentar

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Terus Belajar

Open Pre Order Buku Antologi Ketiga

MENERJEMAHKAN BAHASA AKAL DAN HATI