Ketika Sakit
Oleh. Raddy Ibnu Jihad
Apa yang kita lakukan saat sakit datang? Mengeluh? Menggerutu? Menyalahkan keadaan? Bersyukur? Berdoa?
Waktu dimana kita sering mengeluhkan tak
mampu beraktivitas adalah ketika sakit. Sering pula merasa tak berguna saat
sedang sakit. Sering pula merasa banyak menyesal saat sakit menghampiri. Apakah
salah ketika kita sedang sakit? Ataukah kita sedang mendapat hukuman dari Allah
ketika sedang sakit?
Hal ini sesungguhnya moment yang tidak
boleh digerutuki kedatangannya. Kenapa demikian? Coba deh lihat, baca, dan
renungkan ayat berikut ini sobat,
الَّذِي خَلَقَنِي فَهُوَ يَهْدِينِ {78}
وَالَّذِي هُوَ يُطْعِمُنِي وَيَسْقِينِ {79} وَإِذَامَرِضْتُ فَهُوَ يَشْفِينِ
{80} وَالَّذِي يُمِيتُنِي ثُمَّ يُحْيِينِ {81}
“(78) (yaitu) Yang telah menciptakan
aku, maka Dia yang memberi petunjuk kepadaku, (79) dan Yang memberi makan dan
minum kepadaku, (80) dan apabila aku sakit, Dialah yang menyembuhkan aku, (81)
dan Yang akan mematikan aku, kemudian akan menghidupkan aku kembali,”
(QS. Asy Syu’ara : 78-81)
Allah yang telah menciptakan kita,
kemudian Dia pula yang memberi petunjuk agar kita tak salah jalan. Selanjutnya
rezeki, makan, minum kita pun telah dijamin pula. Bahkan ketika sakit Dia pula
yang pasti akan menyembuhkan. Sekarang yang menjadi permasalahannya adalah kita
seringkali hanya menyalahkan keadaan. Sekali lagi ego kita jauh berlari di
depan mengendalikan akal yang lebih bisa merealitaskan keadaan.
Apakah hal tersebut salah? Tentu saja
mengeluh merupakan salah satu sifat dasar manusia. Namun, bukan berarti itu
menyelesaikan atau tiba-tiba cling kita menjadi sehat. Sakit bisa jadi menjadi
pengingat bahwa kita jarang sekali mengistirahatkan badan ini. Perantara sakit
bisa jadi akhirnya mau tidak mau atau suka tidak suka, kita pun beristirahat.
Mungkin over aktivitas yang membuat kita berlebihan. Kurang istirahat. Kurang
asupan energi atau nutrisi.
Moment sakit bukan untuk sekedar
berkeluh kesah dan meratap yang tak jelas, melainkan saatnya untuk instropeksi
atas sikap dan aktivitas ketika sehat. Sudahkah sesuai rule of way (#upz sorry kalo salah). Bisa jadi saat
sehat kita berlaku yang pada akhirnya menghadirkan sakit. Inilah yang sering
kali membuat diri lupa dan tak bersyukur, justru menyiakan waktu sehat.
Sulitnya menjadi makhluk yang pandai
bersyukur adalah moment sakit. Kenapa? Karena pada saat inilah kita diuji sikap
kita sesungguhnya. Apakah bersyukur sebagai perwujudannya atau menyalahkan
keadaan yang sama berarti menyalahkan Allah. (#ngeri banget). Semoga melalui coretan sederhana ini bisa menjadi
sebuah penyambung pesan bahwasanya, bersyukur itu bukan hanya saat sehat, punya
banyak harta, dan lagi senang. Bersyukur pada kondisi tersulit, tersedih,
bahkan tersakit sekalipun adalah bukti kekuatan iman. Memang itu tak mudah tapi
percayalah semua akan indah pada waktunya.
Semua kembali lagi kepada kita.
Menyalahkan keadaan yang tidak akan berarti apa-apa atau sebaliknya mensyukuri
ala kulli hal sebagai moment hamba yang bijak menyikapi keadaan. Bismillah...
semoga kita bisa menjadi hamba-Nya yang panda dalam bersyukur di segala
keadaan.
# Mengubah mimpi menjadi aksi nyata
# salam penulis inspiratif kreatif
~ Raddy Ibnu Jihad
Komentar
Posting Komentar