Retorika Sang Penulis


Oleh : Raddy Ibnu Jihad*

Menulis merupakan bagian dari kehidupanku. Tak sejengkal pun terlena merasakan kenikmatan hidup, kecuali mengubahnya menjadi tulisan. Dari urusan remeh sampai masalah urgen yang akan menjelma menjadi rangkaian tulisan. 

Boleh saja orang menilai bahwa seorang penulis sering menceritakan hal tak penting. Namun setiap hal yang penting adalah penyisihan dari bagian-bagian tak penting. Dengan artian, setiap tarikan nafas pun akhirnya menjadi ornamen penting kehidupan.

“Kalau begitu hati-hati bergaul dengan penulis, bisa-bisa rekam jejak setiap aktivitas kita jadi tulisan”. 

Ketakutan yang tak logis ketika seseorang mengeksplorasi kegamangannya. Siapa bilang penulis itu mata-mata. Aku juga penulis. Penulis yang menulis dari melihat, membaca, serta mencermati setiap lekuk peristiwa yang berkelebat. Namun, benar adanya jika apapun yang ada disekitarku akan menjadi pondasi tulisanku. Hal itu juga merupakan ekspresi perasaan yang kulepaskan dari busur panah jiwaku.

“Kalau begitu penulis suka ngurusi kehidupan orang dong, melakukan apa jadi tulisan, ngomong apa jadi tulisan, sampai sekedar melihat sesuatu saja jadi tulisan”

Siapa bilang demikian. Justru kehidupan yang ada disekitarkulah yang membuatku ingin menuliskannya. Tentang keluguan seorang anak murid, tentang konflik antar karyawan, tentang ekspedisi saling sindir, sampai ekspansi protes sikap. Semua hal itu bisa menjadi tulisan menarik untuk diuraikan.

Bukan menjadi manusia sok tahu yang ingin serba tahu tentang pengetahuan. Bahkan mencuri-curi dengar setiap jengkal informasi, melainkan mengeksplorasi rasa, jiwa, dan karsa.

*Penulis merupakan PimRed Majalah ANANDA YBI Semarang
Guru Pendidikan Jurnalistik SDIT Harapan Bunda Semarang
General Manager Cahaya Music Creativa Groups
Direktur Cahaya Pena World

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Terus Belajar

Open Pre Order Buku Antologi Ketiga

Catatan Romantisme (3)